Sabtu, 20 Desember 2014

Resensi Buku



Judul               : Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX
Penulis            : Atikah Anindiya Rini, Yuwono, Suhartanto
Penerbit         : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional
Cetakan          : Juli 2008
Tebal               : 194 halaman
Ukuran           : 17,6x25 cm
Design Cover  : Teguh Karya
Setting            : Eni Purwanti
Editor              : Retno Utami dan Widya Ristanti
Diperbanyak  : CV. Arya Duta, Depok
Harga              : Rp, 12.267;-
          
Buku ini berisi dan di kemas dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti memahami dialog interaktif, mengomentari, memahami wacana tulis, menulis iklan, meresensi, mengarang, memahami syair, mengungkapkan dan menilai isi cerpen, memusikalisasikan puisi, menulis cerpen, memahami pidato, berpidato, berdiskusi, menulis karya ilmiah, menulis teks pidato dan surat, memahami novel, menanggapi pementasan drama, dan menulis naskah drama.
            Buku ini di tulis untuk memenuhi kebutuhan akan keterampilan berbahasa dan keterampilan mengoprasikan sastra. Materi yang di sajikan dalam buku ini telah di sesuaikan dengan kurikulum terbaru untuk siswa IX 9 SMP/MTs. Buku ini di sajikan dengan bahasa yang sederhana, serta menyajikan topik-topik yang ada dalam kehidupan sehari-hari sehingga mudah di pahami.
            Buku ini hanya menggunakan metode pembelajaran yang lebih menyarankan siswa pada pelatihan berbahasa dan apresiasi sastra, seharusnya buku ini menggunakan pembelajaran teori juga. Karena jika buku ini lebih mngarahkan siswa pada pelatihan maka siswa akan sedikit kebingungan.
            Buku ini mudah di menggerti  karena di sajikan dengan bahasa yang sederhana  dan menggunakan metode pembelajaran yang menarik, yang dapat meningkatkan kreatifitas siswa . Sangat cocok di baca oleh siswa kelas 9 SMP/MTs


NEGERI 5 MENARA
 

Penulis: A. Fuadi 
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
 
Tahun Pertama Terbit: 2010
 
Jumlah Halaman: 424
 


Novel yang satu ini bisa dikatakan novel religious kontemporer bertemakan pendidikan yang paling laris dicari pembaca. Novel Negeri 5
Menara  Merupakan rangkaian pertama dari trilogy karya A. Fuadi ini. Secara umum, sang penulis mengisahkan pegalaman hidup lima orang pemuda yang menempuh pendidikan di sebuah pesantren terkenal beranama Pesantren Madani atau PM. Kelima tokoh utama tersebut adalah Alif Fikri yang berasal dari Padang, Atang yang berasal dari Bandung Jawa Barat, Raja dari Medan, Dulmajid yang datang dari daerah Sumenep, Said dari kota Mojokerto, dan terakhir Baso yang berasal dari sebuah tempat di Sulawesi Selatan bernama Gowa. Kelima sahabat ini bersama-sama mengarungi kehidupan pendidikan di Pesantren Madani baik itu riang dan gamang, asam dan manis. 

Pada mulanya, sang tokoh Alif ingin menjadi sosok intelek seperti Habibie. Ia mengingkan bersekolah di SMA Bukittinggi demi mencapai cita-citanya. Sayangnya, Amak, orang tua Alif tidak mengijinkan hal tersebut. Ia menginginkan Alif menjadi seorang ustad atau pemuka agama sehingga ia berpikir menyekolahkannya di pondok pesantren. Alif sebenarnya berberat hati, tapi pada akhirnya ia menuruti Amak-nya dan melanjutkan pendidikan di Pesantren Madani. Pada mulanya, Alif begitu kaget menjumpai kehidupan di dalam pondok pesantren yang begitu disiplin. Namun seiring berjalannya waktu, ia kemudian ikut lebur di dalamnya bersama sahabat-sahabatnya yang lain. Mereka semua percaya pada sebuah mantra: Man Jadda Wajada yang berarti siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.
 
Menurut beberapa pengamat, penulis novel Negeri 5 Menara ini berhasil menggambarkan suasana modern di dalam pesantren yang selama ini dianggap kuno dan kaku serta tidak menarik. Paham mengenai pesantren yang hanya mengajarkan persoalan agama juga seolah hendak dikikis sang penulis. Di dalam novel ini secara tersirat ia memperlihatkan sisi modern pesantren dengan mengisahkan mereka belajar soal seni, bahasa dan juga kewajiban berbahasa Inggris yang tak bisa ditolerir. Sang penulis juga dinilai cerdas menitip kisah humor yang membuat novel berat ini agak sedikit ringan dan renyah untuk dinikmati. 

Novel ini banyak dinilai masuk ke dalam novel motivasi seperti Laskar Pelangi milik Andrea Hirata. Banyak yang mengecualikannya dari novel sastra mengacu pada penggunakan kalimat dan gaya bercerita sang penulis yang kurang menggunakan unsur alegori di dalamnya. Meski demikian, novel yang satu ini masuk ke dalam jajaranBest Seller
 dan berhasil merubah paradigma salah mengenai dunia pesantren. Novel ini direkomendasikan bagi siapapun yang sedang ada di dalam proses untuk mewujudkan cita-cita. Resensi novel Negeri 5 Menara ini hanya mengisahkan sebagian kecil cerita yang tersimpan di dalamnya. Jadi, ada baiknya Anda membeli dan membaca langsung agar bisa memetik hikmah yang lebih dalam.


SANG PEMIMPI


Penulis: Andrea Hirata 
Penerbit: Bentang Pustaka
 
Tahun Pertama terbit: 2006
 
Jumlah Halaman: 292
 

Sukses dengan
 Novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata kembali memukau pembaca dengan novel keduanya yakni Sang Pemimpi. Novel ini merupakan rangkaian kedua dalam seri tetralogi Laskar Pelangi. Apa yang diusung Andrea Hirata dalam novel kedua ini? Masih sama sebenrarnya dengan Laskar Pelangi, kisah tentang kekuatan mimpi, dinamika persahabatan, ambisi, cara memaknai hidup dan lainnya. Sebagai tetralogi, penyambung kisah novel pertama dengan novel kedua ini adalah tokoh Ikal. Jika pada Laskar Pelangi, kisah yang diusung adalah kehidupak kesepuluh anak-anak Laskar Pelangi, maka dalam Sang Pemimpi, Andrea membesut kisah persahabatan antara Ikal dan tokoh sentral lainnya bernama Arai. Mimpi mereka dimulai dari desa kecil di Belitong dan mereka impikan bermuara di Eropa, tepatnya di Perancis. 

Kisah dalam novel ini dimulai dengan kehidupan tokoh ikal di Belitong pada saat ia masih SMA. Ia bersama saudara jauhnya yakni Ikal menjalani masa SMA yang menyenangkan meski berat sebab tuntutan ekonomi membuat mereka dewasa sebelum waktunya. Untuk tetap besekolah dan hidup, keduanya bekerja sebagai kuli di sebuah pelabuhan ikan. Waktu kerja mereka dini hari sehingga waktu sekolah tidak terganggu. Kegigihan mereka pada akhirnya terbayar saat mereka dewasa kelak. Ikal sendiri berhasil mendapatkan gelar sarjana ekonomi dari Universitas Indonesia, sementara Arai yang pada akhirnya kuliah di Kalimantan, menjadi seorang ahli biologi.
 


Selain Ikal dan Arai, ada tokoh sentral lain dalam novel Sang Pemimpi ini. Ia adalah Jimbron. Ia sendiri adalah anak yatim piatu yang diceritakan diasuh oleh seseorang bernama Geovanny. Ia berwajah bayi dengan tubuh gembur. Pemikirannya lurus, cenderung naïf dan polos. Jimbron sangat menyukai kuda dan tahu seluk beluk hewan tangkas tersebut. Jimbron menjadi perekat hubungan Ikal dan Arai, oleh sebab keluguannya, ia mudah disayangi dan mendapat simpati. Persahabatan mereka juga tentang bagaimana melindungi Jimbron. Namun, selepas SMA, ketiga sahabat ini berpisah. Mereka berbeda rute dan dipisahkan kota.
Ada banyak tokoh pembantu lainnya dalam cerita ini antara lain Pak Mustar, Pak Drs. Julian Ichsan Balia, Nurmalala, Lakshmi, Taikong Hamim, Bang Zaitun dan masih banyak lagi lainnya. Kesemua tokoh ini mewarnai dinamika perjuangan Arai juga Ikal meraih mimpi. Novel ini menarik dengan bahasa yang tentu apik khas Andrea Hirata. Meski memang tak sefeonomenas Laskar Pelangi, namun Sang Pemimpi ini seperti sebuah “penuntasan” dari apa yang dikosongkan Laskar Pelangi. Sama seperti cerita tetralogi lainnya, saat Anda membaca buku pertama, maka seyogyanya Anda juga menuntaskkan novel lanjutannya. 

Novel ini sangat direkomendasikan bagi mereka yang mencintai mimpi. Ada banyak quote membangun yang sederhana namun penuh kekuatan. Membaca Sang Pemimpi akan membuat Anda berani menyongsong mimpi Anda sendiri. Ada satu
 quote yang cukup memorable dari buku ini, yakni: 
“Kita tak kan pernah mendahului nasib!” teriak Arai. 
“Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajahi Eropa sampai ke Afrika! Apa pun yang terjadi!”

Novel ini dibuka dengan kisah dua remaja tanggung yang mungkin tampak biasa. Namun seiring helaian halaman buku, Anda pasti jatuh cinta dengan kepiawaian Andrea. Sama seperti Laskar Pelangi, Sang Pemimpi juga dipenuhi kalimat filosofis yang sederhana namun berat makna. Ia juga dibumbui komedi sedikit satir dan halus.
 Sinopsis Novel Sang Pemimpi ini membuka jalan Anda untu tertarik membaca novel secara utuh. Selamat berburu ya!

SEPATU DAHLAN


Judul Buku     : Sepatu Dahlan

Pengarang      : Khrisna Pabichara

Penerbit        : Noura Books (Mizan Publika),  Jakarta Selatan

Tahun             : 2012

Tebal Novel   : 390 Halaman
Kategori         : True Story (non fiksi)

Siksaan akibat rasa lapar ini memang tak asing lagi, tetapi masih saja terus berhasil mengusikku. Sungguh, aku membutuhkan tidur. Sejenak pun tak apalah. Supaya lapar ini semakin ter-lupakan. Aku tak akan bersedih lagi. Kemiskinanku bukanlah untuk kutangi-si. Hidup bagi orang miskin sepertiku, harus dijalani apa adanya.
  
Dalam novelnya ini, Khrisna Pabichara menekankan sebuah perjuangan tokoh dalam menggapai cita-citanya. Sebuah kisah nyata Dahlan Iskan, yang hidup di tengah masa yang sedang mencekam—tahun 1948-1964. Sebuah potret Laskar Merah dan Front Demokrasi Rakyat, yang memberi coretan hitam di masanya. Peristiwa penting tentang sejarah: penculikan, pe-nyiksaan, ataupun tentang pembantaian masal terhadap sim-patisan PKI (seperti di Madiun, Kebon Dalem) sangatlah mistis diceritakan dalam novel ni. Sumur-Sumur tua di Soco, Cigrok, menjadi tempat pembuangan bangkai.

Ditengah kesibukannya men-jabat seorang menteri BUMN, Dahlan Iskan mampu mencip-takan sebuah karya yang sangat menakjubkan. Kebon dalem adalah tanah kelahiran Dahlan, sebuah kampung kecil dengan enam buah rumah, yang letaknya sangat berjau-han. Tanah yang gembur dan subur, padi dan palawija yang tumbuh dengan baik, pisang, ketela, a t a u umbi-umbian yang selalu berbuah dengan baik pula, sayangnya t a k membuat warga Kebon Dalem kaya akan h a r t a. Ladang-ladangnya sudah menjadi mi-lik tuan tanah. Tuan-tuan ber-duit yang memunyai tanah berhektare-hektare, dan seba-gian lainnya milik Negara.

Nguli nyeset, dan ngangon, membatik, merupakan lahan bagi orang-orang Kebon Da-lem dalam memenuhi kebutu-hannya, termasuk tokoh ber-nama Dahlan, yang memunyai mimpi besarnya; yakni ingin mempunyai sepatu dan sepe-da. Ia bekerja sekuat tenaga, selepas subuh, tugasnya ada-lah nyabit rumput. Nguli nye-set, nguli nandursudah ia ker-jakan, demi sebuah impian: “Sepatu dan Sepeda.”

Namun, upah yang ia kumpul-kan dengan keringat dan kerja keras, bercucuran dan harus ia relakan demi sesuap tiwul. Ya, untuk sesuap tiwul. Hing-ga punahlah harapan untuk memunyai sepatu. Bahkan, ia tak berharap banyak kepada Ibu dan bapaknya membeli-kan sepatu untuknya. Kemis-kinan telah mengajarinya—bahwa banyak yang lebih pen-ting dan harus dibeli diban-ding dengan sepatu. Tatkala lapar mulai mengantar, ada jurus jitu yang dia lakukan, y a itu melilitkan sarungnya ke perut dengan sekuat-kuatnya. Kemiskinan tak membuatnya harus berputus asa, dan tak juga membuat k e r i a n g a n muncul di masa kanak-kanak-nya. P e r sahabatan dan rasa kekeluargaan sesama teman-temannya membuatnya men-jadi bangkit dan terus mene-garkan hati, supaya menjadi patriot sejati.

Perjalanan sejauh enam kilometer tiap pagi, tak membuat dia menghentikan langkah-langkahnya. Walaupun matahari tepat di ubun-ubun, panas membara, perut keroncongan, dan kaki yang terbakar, serta lecet-lecet karena berjalan kaki sepanjang enam kilometer tanpa alas kaki, tak membuat Dahlan mengeluh dan malas-malasan. Kehilangan mengajarkan ia banyak hal tentang arti kasih sayang, indahnya kebersamaan, bertanggung jawab karena perbuatan yang seharusnya tak ia lakukan. Serta mem-beri jawaban dengan bijak pada kekasih yang menjadi tambatan hatinya, Aisha. Dahlan terus mengejar dua cita-cita besarnya: “Sepatu dan Sepeda”.

Khrisna Pabichara, sebagai pengarang yang berpengalaman, seorang sastrawan serius dengan karya-karyanya yang sangat bermutu—mampu menjadikan pembaca menjadi candu, dan mengurai air mata. Dia mampu membangkitkan semangat setiap orang dengan menuliskan pesan moral dalam tulisannya. Dan terlepas dari kekurangan yang ada, hadirnya novel “Sepatu Dahlan” menambah peredaran karya sastra—lebih khususnya tematik novel di Indonesia. Sangatlah sayang, andaikata kita tidak membaca novel ini, karena novel ini sangat inspiratif dan memunyai nilai sejarah, serta mengajarkan bagi kita untuk menghadapi sebuah tantangan hidup dengan semangat tanpa mengenal putus asa, menghadapi setiap cobaan dengan ikhlas karena Allah SWT.

5 cm



Penulis: Dhonny Dirghantoro 
Penerbit: PT. Grasindo
 
Jumlah Halaman: 381
 
Tahun Pertama Terbit: 2005
 


Buku ini secara garis besar bercerita mengenai persahabatan dan nasionalisme. Banyak di antara kita yang beranggapan nasionalisme adalah perkara yang pelik. Melalui
 5 Cm, kita diajak “bermain-main” dengan rasa cinta pada negeri ini secara sederhana melalui kelima sahabat yang menjadi tokoh utama novel besutan penulis muda, Donny Dirghantoro. Novel ini dibuka dengan perkenalan masing-masing tokoh yaitu Arial, Zafran, Genta, Riani dan Ian. Dengan cerdas, sang penulis merekatkan karakter kuat pada masing-masing tokoh. Hal ini yang membuat 5 Cm unggul dari novel lain. Jika secara umum pada permulaan novel kita dibiarkan menebak seperti apa karakter para tokoh, maka di dalam 5 cm, kita tidak dibiarkan menebak sebab karakter tokoh sudah terbaca kuat di halaman awal. 

Kelima tokoh utama ini telah berada dalam lingkar persahabatan selama kurang lebih 7 tahun. Hingga suatu saat mereka diliputi kebosanan. Kehidupan yang monoton membuat mereka berpikir untuk berpisah selama 3 bulan. Dalam masa “berpisah tersebut”, mereka tidak diperkenankan melakukan komunikasi dalam bentuk apapun. Dalam kurun 3 bulan tersebutlah, mereka ditempa dengan hal baru. Dengan rasa rindu yang saling menyilang. Tentang tokoh Riani yang mencintai salah satu sahabatnya. Tentang Zafran yang merindui adik Arial, sahabatnya sendiri. Tentang Genta yang memilih mengagumi Riani dengan diam. Dan masih banyak lagi lainnya. Sampai pada bagian ini, konsep nasionalisme masih blur.
 


Ide mengenai nasionalisme disisip penulis dengan cerkas pada bagian saat mereka kembali bertemu. Kelima sahabat ini memutuskan menunaikan rindu dengan mendaki puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa, Semeru. Surga dunia yang dititip Tuhan di Nusantara. Alasan yang lebih dari cukup bagi orang-orang (khususnya anak muda) untuk mencintai bangsa ini dan memajukannya dengan tekad yang disimpan di jidat, tak lebih dari
 5 cm.Pada bagian ini pula, penulis merubah kisah persahabatan menjadi kisah petualangan yang dibumbui kisah cinta yang manis. Cinta segitiga di antara mereka dikemas dengan tawa bukan tangis. Hal ini yang menjadikan5 Cm menarik. Hal kecil yang mainstream dibuat berbeda tetapi natural. Hal lain yang mempertegas semangat nasionalisme dalam buku ini adalah petikan-petikan quote yang powerful misalnya:

Sebuah Negara Tidak Akan Pernah Kekurangan Seorang Pemimpin Apabila Anak Mudanya Sering Berpetualang di Hutan, Gunung & Lautan.
(Hendry Dunant)


Pemakaian Bahasa
 

Jika ditelaah, Donny Dhirgantoro menggunakan bahasa sehari-hari khas anak muda Jakarta. Bahasanya ringan namun tetap sanggup menghantarkan makna yang dalam. Dalam novel ini, penulis juga banyak menyisip kata-kata asing sebab ada banyak kutipan lirik lagu yang dimasukkan. Bagi sebagian orang, hal ini menciderai jiwa nasionalis yang mencoba dibangun novel ini di bagian akhir. Namun, jika kita jernih melihat, nasionalisme tak ada hubungannya dengan selera musik. Secara umum, dari pemilihan bahasa, Donny dengan jelas membidik pembaca muda. 
 

Kelebihan, Kekurangan Dan Pesan Moral
 

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, novel ini berhasil membuat nasionalisme lebih mudah dicerna, hal ini menjadi keunggulan tersendiri. Hal lainnya adalah adalah kisah percintaan dan persahabatan yang dikemas dengan ringan. Jangan berharap Anda akan menemukan tokoh yang merana sebab orang yang dicintainya, mencintai orang lain. Berbicara soal kekurangan, novel ini memasukkan terlalu banyak lirik lagu untuk menggambarkan beberapa keadaan. Hal ini bisa saja membuat pembaca yang awam musik luar menjadi terusik dan sulit memahami.
 

Menyoal pesan moral, poin ini telah disisip penulis dengan cerdas pada pemilihan judul: 5 Cm. Bagi yang belum membaca, pasti bertanya-tanya Mengapa 5 cm? atau Ada apa dengan 5 cm? Jawabannya cukup filosofis. 5 cm adalah jarak kita menaruh mimpi dan cita-cita di depan mata. Biarkan mengambang agar kita selalu melihatnya dan bertekad mengejarnya.
 

Sinopsis novel 5 Cm
 ini disusun tidak untuk menyampaikan semua isi buku terkait. Melainkan memperkenalkan kepada pembaca yang ingin “mengintip” seperti apa kisah di balik Novel 5 Cm karya Donny Dhirgantoro sebelum memutuskan untuk membeli. Selamat berburu!


MARYAMAH KARPOV : Mimpi-Mimpi Lintang


Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Pertama Terbit: 2008
Jumlah Halaman: 290

Selalu menarik menyimak kelanjutan novel tetralogi karya Andrea Hirata. Novel tersebut dimulai dari seri pertamanya yakni Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Endesor dan akhirnya bermuara di Maryamah Karpov: Mimpi-mimpi Lintang. Masih sama seperti pendahulunya, novel yang satu ini masih mengambil tema pendidikan. Akan tetapi pada bagian akhir ini secara umum menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum sempat terjawab pada seri novel sebelumnya. Meskipun menurut beberapa pengamat, karya yang terakhir ini tidak sebaik karya yang sebelumnya, tetapi tetap banyak pembaca yang antusias menantikan kehadiran novel yang satu ini. Bagaimana kisah yang dimuat di dalamnya?

Secara umum, novel Maryamah Karpov ini mengisahkan kehidupan Ikal setelah ia berhasil lulus dari Sorbonne University, Perancis. Pada bagian bab awalnya, cerita dibuka dengan adegan ujian tesis Ikal yang diuji oleh dosen yang terkenal sangat kejam dalam menangani ujian mahasiswanya. Bagi mereka yang sedang terjebak tesis, kisah pada bab awal ini tentu akan menyihir Anda. Terlebih kepiawaian Andrea Hirata membuat cerita semakin seru untuk dibaca.
Setelah menyelesaikan ujiannya dengan baik, Ikal dikisahkan kembali ke Indonesia dengan membawa sejumlah pemikiran dari Perancis yang sedikit bertolak belakang dengan apa yang terjadi di kampung halamannya. Pada celah ini, sang penulis Andrea Hirata seolah menyisipkan kritik sosial Indonesia yang seolah dibiarkan sehingga mengkerdilkan potensi bangsa.

Kisah dalam novel Maryamah Karpov ini berlanjut saat ikal bertemu kembali dengan semua teman-temannya di kampung yakni Arai dan anggota lakar pelangi lainnya. Kisahnya begitu mengharu biru. Novel ini juga berkisah tentang hubungan ikal dengan teman-temannya di luar negeri dan juga kisah pencariannya yang panjang dalam menemukan cinta sejatinya, A Ling. Dengan teguh, Ikal terus menyusuri jejak sumir A Ling. Ia bahkan rela berangkat ke sebuah pulau yang bernama Batuan hanya untuk mencari A Ling. Batuan sendiri terkenal sebagai pulau tempat para lanun bersembunyi dari tangkapan pihak yang berwajib.

Jika dilihat dari pemilihan bahasa di dalam kalimat-kalimatnya, Andrea Hirata masih menggunakan gaya lama yang ia gunakan pada novel seri sebelumnya. Cerita di dalam novel Maryamah Karpov ini seolah mengalir apa adanya. Meski harus diakui, ada banyak bagian yang terkesan dipaksakan. Para kritikus menyatakan bahwa meskipun karya tersebut meru[akan fiksi namun bukan berarti nilai logisnya tak boleh hilang. Di dalam novel Maryamah Karpov ini ada beberapa adegan yang dirasakan kurang realistis dan terkesan mengkhayal. Bagi sebagian orang ini tentu mengganggu. Tapi bagi mereka yang lain, khayalan tersebut justru hal yang membuat laskar pelangi banyak dicintai pembacanya.

Sebagai kesimpulan akhir, apa yang dipaparkan pada sinopsis Maryamah Karpov ini hanyalah sepeggalan cerita dari kisah yang utuh. Novel karya Andrea Hirata ini, bagaimanapun, merupakan buku yang layan untuk dibaca dan dikoleksi. Ceritanya inspiratif dan baik dalam menyongsong pendidikan bangsa yang lebih baik lagi. Selamat membaca ya! 

EDENSOR




Edensor adalah buku ketiga dari Tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada bulan Mei tahun 2007. Buku berikutnya dan yang terakhir adalah Maryamah Karpov. Edensor masuk nominasi penghargaan nasional sastra KLA (Khatulistiwa Literary Award) tahun 2007.
Berbeda dengan latar cerita dari Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi, Edensor mengambil latar di luar negeri saat tokoh-tokoh utamanya, Ikal dan Arai mendapat beasiswa dari Uni Eropa untuk kuliah S2 di Perancis. Dalam Edensor, Andrea tetap dengan ciri khasnya, menulis kisah ironi menjadi parodi dan menertawakan kesedihan dengan balutan pandangan intelegensia tentang culture shock ketika kedua tokoh utama tersebut yang berasal dari pedalaman Melayu di Pulau Belitong tiba-tiba berada di Paris. Mimpi-mimpi untuk menjelajah Eropa sampai Afrika dan menemukan keterkaitan yang tak terduga dari peristiwa-peristiwa dari masa lalu mereka berdua.Dan pencarian akan cinta sejati menjadi motivasi yang menyemangati penjelajahan mereka dari bekunya musim dingin di daratan Rusia di Eropa sampai panas kering di gurun Sahara.


Rantau 1 Muara

Judul Buku : Rantau 1 Muara
Penulis       : Ahmad Fuadi
Negara       : Indonesia
Bahasa       : Indonesia, Minang, Sunda, Inggris, Arab
Penerbit      : PT Gramedia Pustaka Umum
Cetakan      : Pertama
Tanggal Terbit : Mei 2013
Halaman      : 411
Kelebihan :
Buku ini mampu membuat pergolakan batin ketika tragedi 11 September 01 terjadi, dimana Kakak angkat Alif, Garuda menjadi korban dari pengeboman WTC.
Buku ini mengupas sepak terjang Alif dan awak media dalam mengupas dinamika Jurnalis, sehingga bermanfaat bagi pembaca yang ingin berkecimpung di dunia pers. Melihat kegigihan Alif dan teman-temannya mendapatkan narasumber penting, hingga pengalamannya meliput kamar Jenazah RSCM. Man Jadda Wajada!
Dan yang paling terpenting buku ini menyelipkan mantra yang amat penting yang dapat mengubah pola pikir pembaca. Seperti mantra yang terucap dalam buku ini, “Man Saara Ala Darbi Washala”, siapa yang berjalan di jalannya akan sampai di tujuan. Buku ini mengajarkan kita untuk berani mencari jati diri dalam mengambil sebuah keputusan yang akan berdampak ke kehidupan kita selanjutnya. Di buku ini terselip beberapa pepatah arab, contohnya fastabiqul khairat, berlomba-lomba menuju kebaikan (hal 28) yang dapat memotivasi pembaca.
Kelemahan :
Kelemahannya yaitu penggunaan bahasa minang yang tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, membuat imajinasi pembaca terhambat akibat tidak memahami percakapan tersebut. Di dalam buku ini juga tersirat mendiskreditkan pekerjaan seseorang, yakni penjual cokelat yang diulang dalam beberapa bab.
Terlalu banyak percakapan yang kurang penting, seperti contohnya di Bab Setan Merah yang kurang menarik dan bertele-tele. Penulis tampaknya terlalu banyak memainkan kata-kata hingga maknanya yang kental menjadi cair.
RANAH 3 WARNA
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2011
 Jumlah Halaman : 473
Pengarang : Ahmad Fuadi

Ranah 3 warna, salah satu novel islami karya ank bangsa yang sangat menginspirasi. Bagaimana tidak? Seorang Alif Fikri lulusan Pondok tanpa ijazah SMA bisa merantau sampai ke luar negri berkat usaha dan doa. Novel yang terinspirasi dari beberapa pengalaman hidup dari seorang Ahmad Fuadi ini mengajarkan bahwa impian harus dibela habis habisan, dalam keadaan apapun. Seperti mantra  yang terdapat dalam novel ini yaitu “Man Jadda Wad Jadda” siapa yang bersungguh sungguh akan berhasil dan “Man Shabara Zhafira” siapa yang bersabar akan beruntung.
Novel ini diawali dengan kepulangan Alif dari pondok madani. Ia bercita cita ingin belajar sampai keluar negeri. Dan pada akhirnya ia sadar kalau ia tidak punya ijazah. Dengan tekad yang kuat dan dukungan dari keluarga, Alif mengikuti ujian persamaan. Ia lulus, tapi dengan nilai yang sangat mengecewakan. Alif lalu mengikuti UMPTN dan diterima di HI UNPAD.
Berbagai tantangan dia hadapi selama kuliah di UNPAD, mulai dari keinginan menjadi seorang penulis dengan berguru ke seorang senior bernama Bang Togar yang mendidiknya dengan keras hingga artikel Alif dimuat di media lokal Bandung. Namun malang tidak dapat ditolak, baru beberapa bulan Alif kuliah, ayahnya meninggal. Kehilangan sosok ayah yang menjadi tulang punggung keluarga membuatnya goyah, siapa yang membiayai sekolah adik-adiknya? Alif hampir putus asa, tapi sosok seorang Ibu menyemangatinya sehingga dia melanjutkan kembali kuliahnya.
Semenjak itu, Alif mulai kewalahan. Ia mencari pekerjaan kesana kemari dari mulai menjadi guru privat sampai sales door in door ia jalani demi melanjutkan kuliahnya dan sekaligus mengurangi beban ibunya di kampung. dia tidak mau membuat Ibunya susah dan mati-matian banting tulang hanya untuk dirinya. Dan kalau bias, ia ingin mengirimia ibu dan adik adiknya uang.
Sampai akhirnya Alif tidak kuat untuk berdiri lagi. Ia jatuh sakit dan pekerjaan yang selama ini dia lakukan seperti menjadi sales, guru privat bisa beralih menjadi penulis dan kembali blajar kepada bang Togar.  Perjuangan yang dilakukan oleh Alif tidak sia-sia, setelah banyak usaha dan coretan yang didapatkannya pada kertas yang berisi tulisan hasil karyanya tersebut, akhirnya tulisannyapun dimuat di majalah kampus dan berlanjut sampai ke Koran Manggala.
Tak lama setelah itu, Alif berselisih paham dengan Randai, kawan baiknya sejak kecil. Dan entah kenapa, sejak saat itu hubungan Alif dengan randai semakin mengendor. Mereka jarang bicara bila bertemu. Sampai suatu hari Alif menyadari bahwa randai menyukai raisa, wanita yang juga Alif sukai. Diam diam mereka berselisih memperebutkan raisa.
berkat didikan keras bang togar. Secara rutin, Alif mulai menerima uang hasil artikel yang ia tulis. Tidak banyak memang, tapi akhirnya Alif biasa mengirimkan uang untuk ibunya walaupun hanya Rp 30.000.
Dalam perjalanan kuliahnya, Alif mencoba mengikuti tes pertukaran pelajar ke Amerika. Ternyata Randai dan Raisa juga mengikuti tes tersebut. Bermodalkan niat dan tekad, Alif pun berhasil lolos dengan berbagai pertimbangan yang diberikan oleh panitia. Kanada! Ya itu tempat yang akan Alif tuju, impiannya untuk menginjakkan kaki di Amerika akhirnya tercapai. Randai memang tidak lolos dalam seleksi tersebut tetapi Raisa yang merupakan perempuan yang Alif sukai lolos seleksi pertukaran pelajar. Alif menambah banyak teman, dari rombongan pertukaran pelajar tersebut. Dari sinilah awal perjalanan Alif di kanada dimulai.
Di sebuah kota kecil di Kanada Alif tinggal, dia tinggal dengan homestay parent yang bernama Franco Pepin. Banyak pengalaman yang Alif dapatkan saat di Kanada, mulai canda, tawa, cinta, sedih campur menjadi satu.
Beberapa bulan ia tinggal di kanada dan akhirnya Alif dan rombongan pertukaran pelajar kembali ke Indonesia. Dengan membawa segudang pengalaman, Alif pulang dengan penuh senyuman.
dua tahun kemudian, Alif lulus. Inilah saat yang ia tunggu tunggu. Ia akan meenyatakan perasaanya pada raisa. Tapi rencana hanyalah rencana. Suatu hal yang tak terduga terjadi. Raisa sendiri yang bilang bahwa dia telah bertunangan dengan Randai, kawan karibnya! Dengan perasaan yang campur aduk dia berusaha mencoba untuk menerimanya.
Sebelas  tahun kemudian. Bersama dengan sang istri, Alif kembali kekanada untuk menepati janjinya dengan  homestay parent-nya dulu yang ia buat saat hendak pulang keindonesia.
Keunggulan dari novel ini adalah pendeskripsian penulis tentang perasaan yang ia hadapi. Pembaca seolah olah dibawa ke dalam alur cerita dan seakan-akan kita bisa merasakan eksotisnya Amman, Yordania, indahnya guguran daun maple di musim gugur Kanada. Pelajaran hidup yang sangat berharga mengenai impian dan kesabaran memang sangat menginspirasi.  Pada halaman depan, tepatnya di balik sampul terdapat peta “Saint Raymond” yang mempermudah pembaca dalam memahami isi novel.
Tidak banyak kelemahan dalam buku ini. Tapi, semua barang pasti ada cacatnya. Penggunaan kata dalam bahasa prancis sedikit membingungkan pembaca. Walaupun sebenarnya menambah wawasan mengenai bahasa kepada pembaca. Dari segi fisik, sampul kurang menarik. Penilaian utama pembaca yaitu dari sampulnya. Karena novel ini ditujukan bagi kaum remaja, setidaknya pemberian sampul semenarik mungkin.
Karena didalam msih ada beberapa kata dalam bahasa asing yang tidak tertulis artinya pada bagian bawah halaman, Untuk mempermudah pembaca memahami arti kata dalam bahasa asing, pemberian arti pada bagian bawah halaman di perlengkap lagi.
Novel yang mengambil latar bandung, yordania, dan kanada ini sangat patut dibaca. Terutama dari kalangan pelajar. Novel ini seperti menyuruh kita untuk memperjuangkan cita cita dan tetap bersabar menghadapi cobaan seberat apapun.
Man shabara zhafira” siapa yang  sabar akan beruntung.  Allah pasti membantu hambanya yang sabar.
Bunga Cantik di Balik Salju
Penulis : Titik Andarwati
Penerbit : Diva Press
Dimensi : 14 cm x 20 cm
Tebal : 458 halaman
Di usia yang masih sangat muda, 19 tahun, Lana telah memutuskan untuk mengasuh Denniz, anak dari sahabatnya yang meninggal sewaktu melahirkan. Ayah si bayi sendiri, Brian, tidak mau mengakui anaknya. Pertentangan dari keluarga Lana jelas terjadi walau akhirnya mereka menerima Denniz dan membantu merawatnya. Hidup yang berat bagi Lana. Di usianya yang ke-25, dia memutuskan untuk tinggal sendiri bersama Denniz dan membiayai sendiri hidupnya dengan bekerja sebagai staf pengajar pada sebuah lembaga pendidikan asing. Memiliki Denniz selama 6 tahun membuat Lana kebal saat orang-orang menatapnya dengan kagum, iba, sinis, ataupun jijik saat Denniz memanggilnya “mama”. Semua itu tidak mengubah apa pun, dia tetap mencintai Denniz dan menganggap keputusannya untuk mempertahankan Denniz adalah keputusan terhebatnya.
Cintanya kepada Denniz menjadikan dirinya mengabaikan kebutuhan dirinya sendiri, termasuk kebutuhan akan seorang laki-laki yang seharusnya mulai ia pikirkan untuk mendampingi hidupnya kelak. Hingga suatu hari, hadirlah sosok Dhimas, laki-laki keren dan pujaan banyak wanita memasuki kehidupan Lana. Dhimas yang hanya mengetahui bahwa Lana adalah seorang Ibu dengan satu anak menerima Lana apa adanya, seburuk apapun masa lalu Lana tanpa ia tau keadaan yang sebenarnya. Namun tidak semudah itu untuk Lana menerima Dhimas sebagai pendamping hidupnya, serta menjadi pabrik figur seorang Ayah untuk Denniz. Butuh pertimbangan yang tidak sedikit untuk hal itu, hingga ia memutuskan untuk menerima Dhimas sebagai Suaminya.
Akhirnya, Lana menerima Dhimas, dan mereka segera menikah. Hingga suatu ketika Dhimas mempertemukan Lana dengan keluarga besar Dhimas, terbukalah rahasia besar bahwa sebenarnya Lana belum pernah melahirkan seorang anak dan membuat Dhimas sangat terkejut. Lana dan Dhimas akhirnya resmi menikah.

SURAT KECIL UNTUK TUHAN

Penerbit                    : Inandra Published
Tahun Terbit             : 2008
Cetakan                    : Jakarta,September 2011
Tebal Buku               : vii+232
Pengarang                 : Agnes Danovar

KEPENGARANGAN

Agnes davonar adalah sebuah fenomenal di dunia sastra Indonesia. Ia memulai kariernya sebagai penulis amatir di sebuah blog. Kemudian dengan cepat berkembang menjadi penulis yang mau belajar hingga melahirkan lima  novel online dan 42 cerita pendek yang begitu melekat bagi semua pembaca situs pribadinya.  Tak heran bila sebuah kutipan dari sebuah portal informasi detik.com mengatakan “bahwa tidak sulit untuk mencari karya dari seorang Agnes davonar ”. Keunikan sendiri terdapat dalam nama Agnes davonar. Agnes berasal dari namanya sedangkan Davonar diambil nama dari adiknya. Jadi mereka adalah dua saudara yang bersatu dalam sebuah karya.
Agnes lahir di Jakarta 8 oktober, sedangkan Davonar lahir di Jakarta, 7 Agustus . Mereka adalah dua saudara yang besar dalama lingkungan seni. Ayahnya adalah seorang penulis kaligrafi Cina sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang tangguh. Mereka berdua membentuk sebuah blog dengan situs http://lieagneshendra.blogs.friendster.com. Agnes berkerja sebagai karyawan swasta dan Davonar berkuliah di Universitas sastra Jepang Bina Nusantara. Keduanya memiliki hobby yang sama yakni menyukai olahraga. Tapi kelihaian menulis telah mengantarkan keduanya sebagai penulis muda berbakat dalam jajaran sastra Indonesia. Agnes Davonar menyebutnya sebagai novelis dan cerpenis online. Karena ketulusan dan kedisplinan dalam berkarya sebuah situs peringkat Blog Topseratus.com, yang menempatkan Blognya sebagai peringkat pertama dari 100 blog terbaik di Indonesia. Sangat mencengangkan, sebuah Blog sastra mengalahkan Blog dan situs internet yang pada umumnya lebih mengfokuskan pada musik ataupun tips tips mencari uang marketing lewat internet. Karyanya juga tak kalah mencengangkan hingga menjadi fenomenal. Kisah Gaby dalam Lirik lagu terakhir, diadaptasi dari sebuah lagu jauh yang dibawakan oleh penciptanya band caramel dianggap sebagai kisah nyata dan menjadi Kontroversial karena berhasil menarik opini masyarakat jika kisah kematian dalam tokoh  itu adalah kisah nyata. Tidak pernah dalam sejarah Sastra Indonesia dimulai dari Anak anak sekolah, pengamen , ibu ibu rumah tangga  hingga tukang bangunan tau tentang kisah Gaby karyanya.
Di paruh kedua bukunya berjudul kisah surat kecil untuk Tuhan adalah sebuah kisah nyata yang penuh ispiratif, diangkat dari sebuah perjalanan panjang gadis cilik bernama Gitta sesa wanda cantika. Kisah ini mengajarkan tentang kehidupan diujung pengharapan dimana Gitta yang divonis kanker ganas berjuang untuk hidup. Walau pada akhirnya ia menyerah namun ia tidak kalah karena penyakit itu , ia pun menuliskan surat terakhirnya kepada Tuhan yang ia beri judul surat kecil untuk Tuhan.
Cinta di Dalam Gelas  novel
Penulis                        : Andrea Hirata
Penerbit                       : Bentang Pustaka, Yogyakarta
Cetakan                       : Pertama, Juni 2010
Jenis Buku                   : Novel
Tebal Buku                   : vi + 270 halaman ; 20,5 cm
Andrea Hirata adalah penulis novel Best Seller asal Belitong. Ia merupakan penulis novel fenomenal Laskar Pelangi. Novel Laskar Pelangi bahkan tidak hanya terbit di Indonesia, bahkan terbit di berbagai Negara. Tetralogi Laskar Pelangi yang terbit di luar Indonesia itu merupakan edisi Internasional. Prestasinya ini membuat penulis- penulis Indonesia mulai dipandang lagi di tingkat Internasional.
Novel keenam yang tulis Andrea Hirata adalah Cinta di Dalam Gelas. Novel ini terbit setelah novel Padang Bulan. Yang menarik, novel ini merupakan novel kedua dwilogi Padang Bulan.
Novel Cinta di Di Dalam Gelas ini menceritakan tentang kehidupan sosial masyarakat melayu. Novel ini menceritakan Ikal yang bekerja di warung kopi pamannya. Lewat warung kopi iyulah ia menemukan banyak pelajaran hidup yang sangat penting.
Kebiasaan-kebiasaan orang melayu di Belitong diceritakan di novel ini. Mulai dari cerita tentang warung kopi, tempat berkumpulnya orang-orang Belitong sampai apa saja yang mereka lakukan dan bicarakan di warung kopi itu. Yang menarik dari novel ini adalah Ikla yang mampu menemukan filosofi tentang kopi dan para penikmatnya.
Novel ini juga menceritakan tentang Enong dengan caturnya. Mulai dari ia belajar sampai mengikuti kejuaraan catur. Dalam usahanya memenangkan kejuaraan catur, ia dibantu oleh Ikal dan Detektif M Nur.
Novel Cinta di Dalam Gelas ini menyajikan suguhan menarik seputar masyarakat Belitong. Bahasa yang digunakan dalam novel ini sangat mudah dipahami, sehingga dapat dibaca segala usia. Apalagi filosofi-filosofinya sangat menarik dan ilmiah.
Sayangnya, novel ini tidak menceritakan perjuangan Ikal, Detektif M Nur, dan Enong seperti novel pertamanya, Padang Bulan. Padahal dengan novel pertamanya, para pembaca berharap mendapat cerita kelanjutan dari usaha mencari kerja. Yang diceritakan hanya kisah Enong dengan caturnya. Andai kisah Ikal dan Detektif M Nur dalam usaha lepas dari status pengangguran disisipkan dalam novel ini, novel ini akan benar-benar lengkap.
Dari novel Cinta di Dalam Gelas ini, banyak pelajaran yang dapat kita petik. Bahwa segala sesuatunya ada hikmah dan pelajaran. Bahkan kita bias belajar dari siapa saja dan dari apa saja yang ada disekitar kita 
Padang Bulan

Penulis                        : Andrea Hirata
Penerbit                      : Bentang Pustaka,Yogyakarta
Cetakan                      : Pertama, Juni 2010
Jenis Buku                   : Novel
Tebal Buku                  : xii + 254 halaman ; 20,5 cm
Andrea Hirata lahir di Belitong pada tanggal 24 Oktober 1982. Andrea merupakan penulis novel fenomenal Laskar Pelangi. Selain menulis Laskar Pelangi, Andrea juga menulis Sang Pemimpi, Edensor, serta Maryamah Kaarpov. Keempat novel tersebut tergabung dalam tetralogi. Keempat novel itu juga sudah terbit dalam edisi Internasional di berbagai Negara.
Setelah keempat novel itu, Andrea Hirata kembali menulis novel. Padang Bulan merupakan novel kelimanya setelah keempat novel sebelumnya. Jika keempat novel sebelumnya tergabung pada tetralogi, Padang Bulan merupakan novel pertama dari dwilogi Padang Bulan.
Kisah dari novel bermula ketika seorang anak kelas enam SD yang bernama Enong harus berhenti bersekolah karena harus mencari nafkah bagi keluarganya setelah ayah tercintanya meninggal dunia. Enong yang begitu mencintai pelajaran bahasa inggris harus berjuang mencari kerja untuk menghidupi keluarganya agar adik – adiknya tidak putus sekolah. Perjalanan penuh cobaan dan usahanya yang tiada henti menjadi sajian di dalam novel ini.
Bukan hanya Enong saja yang sengsara, Ikal yang dilanda kecemburuan juga sengsara dan kesakitan. Akibat dari cinta pertamanya terhadap seorang perempuan tionghoa, hidupnya menjadi berantakan. Berantakan karena kecemburuan Ikal terhadap lelaki lain. Kegilaan- kegilaan Ikal dan sahabat karibnya, Detektif M Nur dalam menjalani hidup bersama sebagai seorang pengangguran menjadi sajian yang unik dan tentu sangat menarik.
Novel Padang Bulan karya Andrea Hirata ini mengisahkan orang-orang melayu di kampung Belitong. Semua hal yang disajikan dalam buku ini benar-benar menarik. Bahasanya mudah untuk dipahami, sehingga buku ini dapat dibaca untuk segala umur. Apalagi buku ini juga menyajikan humor.
Dari novel Padang Bulan ini, pelajaran yang dapat dipetik adalah hidup ini penuh cobaan. Sehingga, jangan biarkan cinta membutakan segala-galanya. Harus tetap berusaha dalam hidup dan harus selalu ikhlas.

Judul buku : Zero to Hero Penulis : Solikhin Abu Izzudin Terbit : Pro-U Media Cetakan XVI : Agustus 2010 Tebal buku : 300 halaman Harga buku : Rp.25.000-, Jika diakui, kita ini hanyalah orang biasa. Banyak keterbatasan, kekurangan, kelemahan, kegagalan, kemalasan dan lainnya. Hal itu bukanlah masalah. Bagaimana di tengah keterbatasan itu kita dahsyatkan diri agar lahir prestasi tinggi. Itulah kepahlawanan sejati. Orang yang hebat adalah orang yang mampu mendahsyatkan dirinya ketika dia , dan mengembangkan apapun yang ada didalam dirinya mau itu sebuah kekurang ataupun kelebihan. Ini bukan sekedar “buku cerita” tentang prestasi manusia. Bukan sekedar bacaan hiburan pelepas kepenatan. Bukan semata kumpulan dan nukilan. Kami gali dari khazanah yang terpendam, merangkai yang tercecer, menyusun yang terbengkalai, merawat yang dianggap remeh dan menyuguhkannya menjadi sebuah “kekuatan dahsyat” untuk menggugah dan mengubah diri menjadi pribadi luar biasa. Buku motivasi ini ditulis oleh Sholikhin. Lahir di Kebumen, Jawa Tengah, 17 Maret 1971. Alumnus Program DIII Higene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS Surakarta menyelesaikan pendidikannya tahun 1993. Kemudian melanjutkan studinya di Instiute of Da’wah and Islamic Studies “Ma’had Al Bina’ Surakarta dan lulus sebagai lulusan terbaik kedua dan diwisuda pada bulan Maret tahun 1996, hadir DR.HM. Hidayat Nurwahid, MA dengan tema “Aqidah Salaf di Tengah Arus Kebangkitan Ummat.” Dalam seminar wisuda bertajuk “Manhaj Salaf dan Gerakan Dakwah Islamiyah.” Sejak kecil ia punya minat baca yang besar dan menaungkan gagasannya dalam kertas-kertas bekas sekalipun (seperti pelapah korma di jaman Nabi barangkali…) itulah yang turut mengantarkan pada kondisi sekarang. “ketrampilan sekecil apapun sangat penting artinya dalam hidup”, begitulah prinsip yang dipegangnya. Sangat perhatian terhadap waktu dan tidak melewatkannya kecuali untuk hal-hal yang bermanfa’at. Seringkali menyusun konsep-konsep tulisan di atas motornya dalam perjalanan. Salah satunya buku “Mumpung Masih Muda, Enjoy Aja!” dan “Zero to Hero”. Biasa menghabiskan beberapa buku-bukunya di atas bus atau di atas kapal laut. Penulis, da’I, muballigh, konsultan keluarga, presenter, desainer grafis, editor, dan trainer ini Mengawali debut jurnalistiknya dengan menulis “resensi” di media pada tahun 1993 di majalah Ishlah dan Inthilaq (almarhum), juga di Majalah Al Muslimun. Banyak mengangkat kegiatan kmpus dan keislaman melalui reportase di Ishlah, kemudian dilanjutkan menuangkan gagasan berupa artikel dan kolam seperti mengisi kolom Hikmah di Harian Republika. Penulis yng punya beberap nma di media seperti Abu ‘Izzuddin, Hamas Izzuddin, Sholikhin l Parambi, dan Solikhin Abu ‘Izzuddin, ini ikut terlibt dalam pendirian Partai Keadilan di Sragen (kini PK Sejahtera), juga terjun dalam Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah sebagai Ketu PDPM Bidang Organisasi. Di DPD PKS ia menggawangi Biro Kaderisasi Keprtaian setelah sebelumnya diamanahi di Humas dan Sekretaris Umum. Putra dari pasangan Wiryo Utomo dan Roisah ini dikaruniai 4 orang putera – Izzuddin Ar Rifqiy (tahun 2006 berusi 12 tahun, Daris Muhammad Ridhwan 10 tahun, Royan Jaisy Ar-Rahman 2 tahun, dan Fahri Abdul Fatah 4 tahun – dari pernikahannya dengan Retna Asih Dewi Astuti. TInggal di Jl. Cemara Teguh jajar Rt. 08/II, Plumbungan, Karangmalang , Sragen 57222. HP. 081329005776 Mohon do’a ikhwan fillah, ustadz dan ulama dan seluruh pembaca, semoga penulis bisa terus belajar dan menyajikan karya sebagai amal jariyah sebagaimana pesan Ibnul Jauzy bahwa salah satu amal jariyah terbaik adalah menulis buku. Sebab, meski penulisnya telah mati tetap Insya Allah ilmu bermanfaa’at yang dituangkannya bisa mengalir sepanjang waktu. Semoga semua itu bisa menjadi luasnya bangunan rumah kita di surga.

Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win

SURAT DAHLAN
Judul buku : Zero to Hero Penulis : Solikhin Abu Izzudin Terbit : Pro-U Media Cetakan XVI : Agustus 2010 Tebal buku : 300 halaman Harga buku : Rp.25.000-, Jika diakui, kita ini hanyalah orang biasa. Banyak keterbatasan, kekurangan, kelemahan, kegagalan, kemalasan dan lainnya. Hal itu bukanlah masalah. Bagaimana di tengah keterbatasan itu kita dahsyatkan diri agar lahir prestasi tinggi. Itulah kepahlawanan sejati. Orang yang hebat adalah orang yang mampu mendahsyatkan dirinya ketika dia , dan mengembangkan apapun yang ada didalam dirinya mau itu sebuah kekurang ataupun kelebihan. Ini bukan sekedar “buku cerita” tentang prestasi manusia. Bukan sekedar bacaan hiburan pelepas kepenatan. Bukan semata kumpulan dan nukilan. Kami gali dari khazanah yang terpendam, merangkai yang tercecer, menyusun yang terbengkalai, merawat yang dianggap remeh dan menyuguhkannya menjadi sebuah “kekuatan dahsyat” untuk menggugah dan mengubah diri menjadi pribadi luar biasa. Buku motivasi ini ditulis oleh Sholikhin. Lahir di Kebumen, Jawa Tengah, 17 Maret 1971. Alumnus Program DIII Higene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS Surakarta menyelesaikan pendidikannya tahun 1993. Kemudian melanjutkan studinya di Instiute of Da’wah and Islamic Studies “Ma’had Al Bina’ Surakarta dan lulus sebagai lulusan terbaik kedua dan diwisuda pada bulan Maret tahun 1996, hadir DR.HM. Hidayat Nurwahid, MA dengan tema “Aqidah Salaf di Tengah Arus Kebangkitan Ummat.” Dalam seminar wisuda bertajuk “Manhaj Salaf dan Gerakan Dakwah Islamiyah.” Sejak kecil ia punya minat baca yang besar dan menaungkan gagasannya dalam kertas-kertas bekas sekalipun (seperti pelapah korma di jaman Nabi barangkali…) itulah yang turut mengantarkan pada kondisi sekarang. “ketrampilan sekecil apapun sangat penting artinya dalam hidup”, begitulah prinsip yang dipegangnya. Sangat perhatian terhadap waktu dan tidak melewatkannya kecuali untuk hal-hal yang bermanfa’at. Seringkali menyusun konsep-konsep tulisan di atas motornya dalam perjalanan. Salah satunya buku “Mumpung Masih Muda, Enjoy Aja!” dan “Zero to Hero”. Biasa menghabiskan beberapa buku-bukunya di atas bus atau di atas kapal laut. Penulis, da’I, muballigh, konsultan keluarga, presenter, desainer grafis, editor, dan trainer ini Mengawali debut jurnalistiknya dengan menulis “resensi” di media pada tahun 1993 di majalah Ishlah dan Inthilaq (almarhum), juga di Majalah Al Muslimun. Banyak mengangkat kegiatan kmpus dan keislaman melalui reportase di Ishlah, kemudian dilanjutkan menuangkan gagasan berupa artikel dan kolam seperti mengisi kolom Hikmah di Harian Republika. Penulis yng punya beberap nma di media seperti Abu ‘Izzuddin, Hamas Izzuddin, Sholikhin l Parambi, dan Solikhin Abu ‘Izzuddin, ini ikut terlibt dalam pendirian Partai Keadilan di Sragen (kini PK Sejahtera), juga terjun dalam Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah sebagai Ketu PDPM Bidang Organisasi. Di DPD PKS ia menggawangi Biro Kaderisasi Keprtaian setelah sebelumnya diamanahi di Humas dan Sekretaris Umum. Putra dari pasangan Wiryo Utomo dan Roisah ini dikaruniai 4 orang putera – Izzuddin Ar Rifqiy (tahun 2006 berusi 12 tahun, Daris Muhammad Ridhwan 10 tahun, Royan Jaisy Ar-Rahman 2 tahun, dan Fahri Abdul Fatah 4 tahun – dari pernikahannya dengan Retna Asih Dewi Astuti. TInggal di Jl. Cemara Teguh jajar Rt. 08/II, Plumbungan, Karangmalang , Sragen 57222. HP. 081329005776 Mohon do’a ikhwan fillah, ustadz dan ulama dan seluruh pembaca, semoga penulis bisa terus belajar dan menyajikan karya sebagai amal jariyah sebagaimana pesan Ibnul Jauzy bahwa salah satu amal jariyah terbaik adalah menulis buku. Sebab, meski penulisnya telah mati tetap Insya Allah ilmu bermanfaa’at yang dituangkannya bisa mengalir sepanjang waktu. Semoga semua itu bisa menjadi luasnya bangunan rumah kita di surga. 

Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Pengarang    : Krishna Pabichara
Penerbit        : Noura Books, Jakarta
Cetakan        : I, Januari 2013
Tebal Buku   396 halaman; 14 x 21 cm
“Merantaulah niscaya engkau akan temukan yang kau tinggalkan. Panah juga tak akan mengenai sasaran apabila tidak lepas dari busurnya. Andai matahari itu berhenti dan tetap pada porosnya, orangpun merasa bosan. Apabila engkau  mau merantau maka kau akan mulia bagai emas” ( Imam Syafi’i).
Barangkali syair inilah yang menginspirasi menteri BUMN kita, Dahlan Iskan. Demi memburu mimpinya seorang Dahlan muda berusaha keras menaklukan penyakit paling akut yang selalu mendera jiwa para perantau yakni meninggalkan kampung halaman, berpisah dengan saudara, tetangga, teman sepermainan hingga berbagai ketenangan tanah kelahiran untuk bertolak ke Samarinda, kota kecil di ujung Kalimantan.
Novel yang berjudul Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara, merupakan buku kedua dari Trilogi Novel Inspirasi Dahlan Iskan. Jika novel pertama Sepatu Dahlan mengisahkan perjuangan dan pengorbanan hidup seorang Dahlan demi mewujudkan dua mimpinya yaitu sepatu dan sepeda, pada novel yang kedua ini lebih menekankan pada perjalanan hidup Dahlan di masa muda yaitu kegigihannya dalam mengejar cita dan cinta.
Memilih memang bukanlah perkara mudah, selalu terselip ketakutan dan kecemasan yang mengintai setiap waktu. Modal nekat untuk merantau ke Samarinda demi memenuhi janji dan membuat bapaknya tersenyum telah berhasil menaklukan hantu yang paling ia takutkan ketika berada di negri perantauan yaitu  rindu kampung halaman. Meski tinggal di kota yang bersuhu panas dengan sungai-sungai yang disesaki perahu-perahu kayu dan pengangkut batu bara namun baginya di kota ini pula harapan bagaikan bara yang menyala setiap saat.
Adakalanya rasa jenuh atas jejalan teori-teori yang di berikan oleh para dosen meliputinya. Ia merasa teori yang ia dapatkan selama di bangku pendidikan hanyalah teori belaka. Namun, dalam implementasinya kenyataan hidup sangat sering berjauhan dengan teori, seperti halnya teori tentang kebebasan menyatakan pikiran dan pendapat. Akhirnya ia bergabung ke dalam organisasi perkumpulan mahasiswa PII sekedar untuk melarungkan rasa jenuh. Disana ia menemukan rumah keduanya, ladang menjanjikan untuk jelajah batin yang tak terbatas, diskusi tentang filsafat, gonjang-ganjing perpolitikan teramat menyenangkan dan membuat ia merasa lebih hidup.
Aksi turun jalan yang ia lakoni bersama teman-temannya di Tugu Nasional untuk menentang rezim pemerintah yang mulai kacau balau dan carut marut membuatnya harus di uber-uber para tentara kala itu. Mereka  mejadi buronan pemerintah dan Dahlan dianggap nomor satu karena dianggap sebagai dalang dibalik semua itu. Dalam pelariannya itu ia dipertemukan oleh takdir dengan seorang nenek tua yang menyimpan berjuta rahasia dalam hidupnya yaitu nenek Saripa.
Dalam pelariannya ia sempat teringat oleh dua gadis yang mewarnai perjalanan kisah cintanya yaitu Aisha yang selalu setia dengan cintanya dan Maryati yang dengan tekad cintanya berani menyusul ke Samarinda. Belum sempat ia memberi keputusan pada dua gadis yang membuat pikirannya bingung, ternyata di dalam pelariannya Tuhan mempertemukan Dahlan dengan cinta baru dalam hidupnya yaitu perempuan dari Loa Kulu dan Surat Kabar.
Ternyata menulis berita tak semudah yang ia bayangkan. Setelah berita pertama pupus tanpa harapan lagi untuk dimuat, akhirnya berkat modal cinta berita keduapun dimuat langsung pada minggu pertama. Bekerja di Mimbar Masyarakat merupakan serangkaian perjalanan seorang Dahlan dimana disitu ia menemukan cinta barunya yaitu Berita. Berita telah membuat ia bisa melupakan nestapa hatinya pada Aisha sang pujaan hati yang  telah menjadi milik orang lain.
“Dari suara turun ke hati” itulah pepatah yang tepat disematkan dalam perjalanan cinta seorang Dahlan. “Witing tresno jalaran songko kulino”, gadis dari loa kulu ternyata tak bisa dinafikan keberadaannya di hatinya. Kali ini ia tak mau ketinggalan start lagi seperti kisahnya pada Aisha. Kehilangan telah mengajarinya agar lebih gigih. Ia susul Nafsiah ke Tanjung Isuy demi melepas rindu dan mengungkapkan perasaannya. Namun, apalah daya di hadapan sang gadis idaman ia mati kutu, tak ada kata sebagaimana yang sudah ia susun sebelumnya, tubuh kelu dan lidahpun kaku.
Pada tengah malam dengan ditemani kawan lamanya Kadir, akhirnya ia bergegas ke rumah Nafsiah dengan maksud menyuntingnya. Dan inilah saat-saat dimana ia seakan diguyur nikmat dari tuhan dimana lamaran yang ia ajukan disetujui oleh ayah Nafisah. Akhirnya Dahlan tak lajang lagi sekarang sudah ada perempuan yang mewarnai hari-harinya, setia menemaninya dan peduli terhadap dirinya.
Seakan kejutan dari tuhan mengucur tanpa henti, setelah berhasil menyunting sang idaman hati. Kini giliran kelahiran sang buah hati. Tak kalah mengejutkan dari kehadiran sang buah hati, pemindahan jabatan dari Mimbar Masyarakat menjadi kepala biro Tempo di surabaya dan berlanjut hingga menjadi Ketua Satuan Tugas Pelaksana di Jawa Pos-pun direngkuhnya. Dengan semangat dan ketekunan yang tak kenal lelah dan pantang menyerah ia  berhasil menjadi pemenang dalam mengejar cita dan cintanya.
Hemat kata, novel surat dahlan adalah novel yang layak dinikmati oleh setiap kalangan. Secara spesifik mengenai kelemahan buku hampir idak ditemukan. Bahasa yang alur penceritaan disajikan secara renyah. Membaca novel ini membuat kita ingin segera membuka lembar- lembar berikutnya. Jiwa kita akan mendapatkan guyuran motivasi dalam melakoni drama kehidupan ini.

Laskar Pelangi

Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Benteng, Yogyakarta
Tahun Terbit : 2008
Tebal : XVIII + 534 Halaman 20,5

Ini adalah kisah heroik kenangan 11 anak Belitong yang tergabung dalam "Laskar Pelangi": Syahdan, Lintang, Kucai, Samson, A Kiong, Sahara, Trapani, Harun, Mahar, Flo dan sang penutur cerita – Ikal. Andrea Hirata, yang tak lain adalah Ikal, dengan cerdas mengajak pembaca mengikuti tamasya nostalgia masa kanak-kanak di pedalaman Belitong yang berada dalam kehidupan kontras: kaya dengan tambang timah, tapi rakyatnya tetap miskin dalam kesehariannya.
Ini adalah cerita tentang semangat juang menyala-nyala dari anak-anak kampung Belitong untuk mengubah nasib melalui sekolah, yang harus mereka dapat dengan terengah-engah. Sebagian besar orang tua mereka lebih suka melihat anak-anaknya bekerja membantu orang tua di ladang, atau bekerja menjadi buruh kasar di PN Timah, daripada sekolah yang tak jelas masa depannya.
Derita sekolah itu tergambar jelas ketika SD Muhammadiyah di kampung miskin itu terancam tutup kalau murid baru sekolah itu tidak mencapai 10 orang. kesebelas anak itulah yang telah menyelamatkan masa depan suar pendidikan yang hampir redup digilas ekonomi.
Kesebalas anak itu memiliki keunikan masing-masing. Diantara 11 anak Laskar Pelangi itu, Lintang dan Mahar adalah 2 diantara yang paling menonjol. Lintang jenius dalam bidang eksakta, Mahar ahli di bidang seni budaya. Mereka seolah mewakili otak kanan dan otak kiri manusia. Lintang memiliki semangat juang yang tiada tara dalam belajar. Dia rela menempuh perjalanan dengan kereta angin sejauh 80 km pergi pulang demi dapat memuaskan dahaga ilmu pegetahuan. Saking semangatnya hingga akan tercium karet terbakar dari sepatunya yang aus digerus pedal sepeda. Jika ada aral melintang di jalan dan terlambat sampai sekolah, tiada masalah baginya, asal dapat menyanyikan lagu "Padamu Negeri" pada akhir jam pelajaran.
Novel Laskar Pelangi penuh dengan taburan wawasan yang luas bak samudra dari penulisnya yang paham betul tentang ilmu eksakta, seni budaya, dan humaniora. Kita akan dibuat tersenyum geli dari humor kecil yang dilontarkannya, terharu dan bahkan menangis ketika membaca kisah heroik kesebelas anak Laskar Pelangi.
Filicium adalah pohon yang menjadi saksi seluruh drama kehidupan Laskar Pelangi. Pohon itu menaungi sekolah mereka yang hampir roboh. Pohon itu menjadi markas setiap pertemuan mereka: membicarakan soal-soal di sekolah, merancang karya untuk festival 17 Agustus, atau tempat Lintang memberi kuliah tentang ilmu fisika. Pohon itu pulalah yang menjadi saksi kerinduan Ikal pada gadis manis keturunan cina, anak pemillik toko Sinar Harapan yang memiliki jari lentik dan kuku cantik.
Anak-anak Laskar Pelangi itu hidup dalam kebahagiaan masa kecil dan menyimpan mimpi masing-masing untuk hari esok. Tapi siapa yang sanggup melawan sang nasib? Dua belas tahun kemudian, Ikal menyaksikan perubahan nasib teman-temannya yang sungguh diluar dugaan. Sang nasib sungguh menjadi sebuah misteri yang maha gelap. Anak-anak Laskar Pelangi itu boleh punya cita-cita setinggi langit, tapi nasib jualah yang menentukan episode kehidupan mereka selanjutnya. Sang nasib bisa jadi adalah ketiadaan kepedulian pemerintah akan bibit-bibit unggul mutiara anak bangsa yang harus terhempas oleh himpitan ekonomi. Mereka adalah anak-anak harapan bangsa yang terpaksa harus tunduk oleh gilasan nasib yang semestinya bisa diupayakan oleh pemerintah yang punya amanah dan kuasa untuk memajukan pendidikan.
Lintang, sang jenius itu misalnya kini harus terpuruk jadi sopir tronton karena harus menjadi tulang punggung keluarga, menjadi pengganti ayahnya. Tapi Lintang punya jawaban, " jangan sedih Ikal, paling tidak aku telah memenuhi harapan ayahku agar tidak jadi nelayan…." Bagi Ikal, kata-kata itu semakin menghancurkan hatinya, ia marah, kecewa pada kenyataan begitu banyak anak pintar yang harus berhenti sekolah karena alasan ekonomi. Ia mengutuki orang-orang bodoh sok pintar yang menyombongkan diri, dan anak-anak orang kaya yang menyia-nyiakan kesempatan pendidikan.

Keunggulan Novel
Kekuatan novel ini terletak pada sentilan humaniora tentang pentingnya pendidikan sekolah dan sekaligus kuatnya moral agama. Novel ini wajib baca bagi generasi muda yang terlena dengan gelimang kemudahan ekonomi dan tak lagi kenal jerih payah untuk menggapai masa depan. Novel ini juga wajib baca bagi para pendidik, bagi pemerintah yang selalu alpa pada pentingnya pendidikan. Buah dari kealpaan itu diantaranya adalah, kini kita menjadi bangsa yang sering menjadi bahan olok-olok oleh bangsa lain, karena kita rajin mencetak manusia yang tak punya kualitas.
  1. Dapat menjadi cerminan pembaca agar dapat mengambil contoh betapa pentingnya pendidikan untuk meraih cita-cita
  2. Dapat memicu pembaca agar tetap semangat dan berjuang untuk meraih prestasi guna memajukan bangsa agar lebih baik.
  3. Terdapat nilai yang patut untuk dicontoh agar menjadi lebih baik dari yang sebelumnya
  4. Memberitahukan kepada kita bahwa guru benar-benar seorang pahlawan yang tanpa tanda jasa demi mencerdaskan anak didiknya dan selalu memberikan yang terbaik.
Kelemahan Novel
Kelemahan novel ini, menurut saya, hanya terletak pada cara mengakhiri cerita. Semestinya, novel ini sudah ditutup pada bab 33: Anarkonisme, yang menceritakan kejatuhan Babel (Bangka Belitung) yang dulu bergelimbang Timah. Bab 34: Gotik, menurut saya menjadi ekor cerita yang membingungkan. Karena penutur "Aku" secara tiba-tiba menjadi orang lain, dan bukan lagi Ikal. Bab 34 ini menjadi sebuah kemubaziran. Sama persis seperti seorang pelukis yang seharusnya berhenti menguaskan catnya pada bidang lukis yang sudah sempurna, tapi kemudian menjadi berantakan karena sebuah goresan yang tidak perlu.
  1. Kata-kata yang digunakan kurang menunjukan bahwa tokoh adalah seorang anak, yang seharusnya tiak melakukan kewajibannya untuk membantu pamannya.
  2. Mengapa tokoh ikal di dalam cerita tidak berkesinambungan dengan isi novel yang lainnya. Seharusnya bisa digunakan nama yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar